Saturday, June 16, 2007

Bukan Sekedar Mantra

“Surely in the creation of the heavens and the earth, in the disparity of the night and day, in the ships that course in the sea with that which benefits people, in the water that Allah sends down from the sky, reviving with in the earth after it was barren, in His spreading in it all kinds of living things, in the changing of the winds and the subjected clouds between the sky and the earth, indeed are Signs for people who have understanding.” (al-Baqarah: 164)

***

“Saya menemukan kehadiran Islam di Barat tanpa kehadiran muslimin. Dan saya tidak menemukan Islam di Timur dengan kehadiran muslimin.” (Muhammad Abduh)

***

Sengaja saya sandingkan salah satu ayat yang berbicara tentang tanda-tanda kekuasaan tuhan, dengan statement seorang pembaharu Islam, penggagas gerakan modernisme Islam. Muhammad Abduh. Sebab, realita Islam yang terjadi sekarang, benar-benar semakin menguatkan pemikiran Abduh 100 tahun yang lalu.

Muhammad ibn Abduh ibn Hasan Khairullah, dilahirkan pada tahun 1849 Masehi bersamaan dengan 1265 Hijrah di Kampung Mahallat Nasr, Mukim Sujubrakhit, Daerah Buhairah, Mesir. Pernah diasingkan selama 6 tahun pada 1882 karena keterlibatannya dalam Pemberontakan Urabi. Di Libanon, Abduh sempat giat dalam mengembangkan sistem pendidikan Islam. Pada tahun 1884, ia pindah ke Paris, dan bersama al-Afghani (seorang filosof dan pembaharu yang mengusung gerakan menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan Afrika) menerbitkan jurnal Islam “The Firmest Bond”. Beliau belajar filsafat dan logika di Universitas al-Azhar, Kairo.

Sobat, pernahkan kita berpikir seperti halnya Abduh menilai sebuah realita? Pernahkan kita bertanya-tanya, adakah Islam mengajarkan kita untuk memperhatikan alam semesta ini? Kenapa rahasia alam semesta ini bukan kita yang mengungkap. Ataukah kita, hanya menganggap Kitab Suci al-Quran hanya sebatas mantra. Al-Quran hanya sebatas bacaan untuk orang mati. Entah siapa yang pertama kali mengartikan bahwa kata “membaca”, hanyalah membaca. A adalah A, B adalah B, tanpa harus mengerti arti dari apa yang dibaca. Ternyata di dunia ini, ada sebuah agama yang memiliki Kitab Suci yang tidak memiliki makna. Sebab Kitab Suci tersebut hanyalah sebuah mantra.

Mari kita sama-sama menguak salah satu perintah Sang Maha Sempurna, untuk memperhatikan alam semesta. Pada ayat 164 al-Baqarah, Tuhan mengisyaratkan pada manusia bahwa pada penciptaan langit dan bumi adalah salah satu tanda kekuasaan-Nya bagi “orang-orang yang berpikir”. Kita semua tahu, siapa yang pertama kali berhasil menginjakkan kakinya ke bulan. Tiga puluh delapan tahun lalu, tepatnya 20 Juli 1969, Neil Amstrong dan rekannya Edwin Aldrin telah mencatat pertistiwa terbesar sepanjang sejarah perjalanan Amerika. Terlepas dari pro dan kontra atas kebenaran itu semua, paling tidak mereka telah berusaha untuk bisa membuktikan bahwa alam semesta ini memang benar-benar penciptaan yang spektakuler. Terlepas pula apakah semua itu hanyalah sebatas kepentingan politik Pemerintah Amerika untuk dunia atau kepentingan apalah namanya. Dan sepertinya saya tidak perlu menyebutkan satu persatu, keberhasilan Barat dalam menemukan hal baru dalam mengukir sejarah perjalanan hidup manusia. Kemampuan mereka benar-benar nyaris membuktikan kebenaran sebuah wacana bahwa, hanya Baratlah yang memiliki kemampuan menemukan hal baru “al-Ibda’”.

Sobat, dunia saat ini masih sedang sibuk menguak rahasia-rahasia alam. Kenapa kita malah sibuk ingin merubah agama kita, masih berbicara rekonstruksi, dekonstruksi, tawaran syari’at progressif, syari’at yang merahmati. Masih ingin membuktikan bahwa agama adalah candu. Masih baru ingin mengikuti jejak Eropa yang maju setelah melepaskan kehidupan mereka dari agama. Sobat, agama Islam bukan agama Kristen, bukan agama Yahudi. Dan kenapa kita masih hobi menghadirkan sebuah drama perjalanan sejarah Islam, dengan tampilan yang berbeda. Saling kafir mengkafirkan, saling merasa benar. Itu semua sudah sering dialami oleh Islam.

Bravo bagi sobat muslim yang sibuk menguak rahasia alam dan bergelut dalam dunia teknologi.

[Bawwabah, 14 Juni 2007]


No comments: